Pages

Selasa, 15 Januari 2013

January

Posted by Ulvina Haviza On 22.53 2 comments



Suatu Kejadian,
Langit terlihat agak kelabu saat itu, pagi menjelang siang. Sedikit panas dan angin sepertinya bertiup enggan. Kuputuskan sesegera mungkin menyelesaikan kegiatan menjemur pakaian di luar. Sebenarnya sudah sedari tadi pakaian-pakaian itu selesai di cuci, namun kubiarkan saja demi mendahulukan peran rumah tangga lainnya. Dan matahari telah semakin meninggi saat satu-persatu potongan baju, rok  dan celana itu kugantungkan di hanger, lalu menyematkannya di bentangan bambu di depan kontrakan tempat tinggalku.
Saat itulah gadis kecil itu datang menghampiriku. Dania namanya, umurnya baru empat tahun, tentangga kecil yang tinggal persis di depan kontrakanku. Ia tinggal bersama orang tua dan satu orang kakak lelakinya yang sudah duduk di bangku sekolah dasar. Berbeda dengan keluarga kecilku yang masih mengontrak rumah, Dania sudah tinggal bersama orang tuanya di rumah milik mereka sendiri, bahkan kontrakan yang kusewa ini masih milik kerabat ayahnya Dania.

Dania gadis kecil yang periang sekaligus penangis. Unik memang. Sering terdengar riang suaranya saat bermain dengan anak tetangga lain di rumahnya. Tak jarang ia berceloteh ini itu pada teman-temannya, bahkan tak segan ia mengajak bicara orang yang baru dikenalnya. Pokoknya ia anak yang manis dan ceria. Tapi disisi lain tak jarang pula aku mendengar teriakannya saat menangis dari dalam rumah, entah apa sebabnya, suatu kali kuketahui karena keinginannya yang tak dikabulkan oleh sang ibulah yang menjadi penyebab tangisannya. Tak terhitung pula telah berapa kali hari-hariku dihiasi oleh tangisan kencangnya.
Ia menghampiriku,seperti biasa, ia akrab menyapa meski sebenarnya aku dan dia jarang bertemu, jarang berbicara. Yang sering hanya aku menyapanya atau sekadar tersenyum saat berpapasan dengan gadis kecil itu saat bersama ibunya.
“Jemur kain terus?” sapanya mendekatiku dengan kalimat pendek yang entah itu pertanyaan atau pernyataan.
Aku tersenyum padanya. “Iya, kan nyucinya juga terus,” jawabku sambil terus menyematkan baju basah milikku pada hanger pakaian.
Lalu ia hanya memperhatikanku, tetap berdiri di dekatku sambil memegang hanger pakaian dan benda kecil berwarna-warni yang berjejer di sampingku. Agaknya ia tertarik dengan benda kecil beraneka warna itu.
“Ini apa?” tanyanya padaku sambil memegang satu yang berwarna kuning.
“Itu penjepit pakaian Dania,” ucapku singkat.
“Kok dijepit?” tanyanya lagi khas anak kecil yang selalu ingin tahu.
“Biar ga jatuh kena angin Dania, ntar kalau anginnya kencang pakaiannya bisa terbang,” jelasku sebisa mungkin berusaha meladeninya.
“Terbang…” ucapnya lagi yang lalu hanya kujawab dengan senyuman.
Ia kembali memperhatikanku, menatap ember wadah pakaianku yang belum dijemur. Sudah hampir selesai, hanya sisa dua potong jilbab yang belum kujemur.
“Udah selesai….!” Katanya girang padaku. Lagi-lagi aku hanya tersenyum. Kemudian gadis kecil itu berjalan ke arah depan pintu kontrakanku, melongokkan kepalanya ke dalam seolah sedang mencari sesuatu. Kuperhatikan saja tingkahnya dengan sudut mataku sambil menjemur potongan jilbab yang terakhir, hingga tiba-tiba kembali ia bertanya padaku.
“Kok ga ada anak?” ungkapnya polos sambil menatapku.
Aku tersenyum lagi mendengar pertanyaan polosnya, tapi dengan perasaan yang agak berdeda. “Belum Dania, nanti juga ada, InsyaAllah” jawabku mengambang yang entah dimengerti oleh gadis kecil itu, entah tidak. Tapi sepertinya dia terlihat agak bingung, kemudian pergi meninggalkanku setelah mendengar suara ibunya memanggil dari dalam rumah. Bagi gadis sekecil itu,  yang ia tahu dalam setiap rumah, dalam setiap keluarga harus selalu ada ayah, ibu, dan anak sebagai anggotanya. Ah, gadis kecil itu dengan kepolosannya. Aku menatap kepergiannya, manatap langit, lalu kembali masuk kedalam kontrakan kecilku.***



Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

2 komentar:

:") akan tiba di saat yang tepat dinda... saat yang 'kata Allah' terbaik untukmu. Peluk Hangat.. dari kakak

Amiin ya Rabb...iya kak,ujian tentang berprasangka baik pada ketetapan Allah, doanya ya Kak....sambut peluk hangat kakak... :)

Posting Komentar