Suatu Kejadian,
Langit terlihat agak kelabu saat itu, pagi menjelang siang.
Sedikit panas dan angin sepertinya bertiup enggan. Kuputuskan sesegera mungkin
menyelesaikan kegiatan menjemur pakaian di luar. Sebenarnya sudah sedari tadi
pakaian-pakaian itu selesai di cuci, namun kubiarkan saja demi mendahulukan
peran rumah tangga lainnya. Dan matahari telah semakin meninggi saat
satu-persatu potongan baju, rok dan
celana itu kugantungkan di hanger, lalu menyematkannya di bentangan bambu di
depan kontrakan tempat tinggalku.
Saat itulah gadis kecil itu datang menghampiriku. Dania
namanya, umurnya baru empat tahun, tentangga kecil yang tinggal persis di depan
kontrakanku. Ia tinggal bersama orang tua dan satu orang kakak lelakinya yang
sudah duduk di bangku sekolah dasar. Berbeda dengan keluarga kecilku yang masih
mengontrak rumah, Dania sudah tinggal bersama orang tuanya di rumah milik
mereka sendiri, bahkan kontrakan yang kusewa ini masih milik kerabat ayahnya Dania.
Dania gadis kecil yang periang sekaligus penangis. Unik
memang. Sering terdengar riang suaranya saat bermain dengan anak tetangga lain
di rumahnya. Tak jarang ia berceloteh ini itu pada teman-temannya, bahkan tak
segan ia mengajak bicara orang yang baru dikenalnya. Pokoknya ia anak yang
manis dan ceria. Tapi disisi lain tak jarang pula aku mendengar teriakannya
saat menangis dari dalam rumah, entah apa sebabnya, suatu kali kuketahui karena
keinginannya yang tak dikabulkan oleh sang ibulah yang menjadi penyebab
tangisannya. Tak terhitung pula telah berapa kali hari-hariku dihiasi oleh
tangisan kencangnya.
Ia menghampiriku,seperti biasa, ia akrab menyapa meski
sebenarnya aku dan dia jarang bertemu, jarang berbicara. Yang sering hanya aku
menyapanya atau sekadar tersenyum saat berpapasan dengan gadis kecil itu saat
bersama ibunya.
“Jemur kain terus?” sapanya mendekatiku dengan kalimat
pendek yang entah itu pertanyaan atau pernyataan.
Aku tersenyum padanya. “Iya, kan nyucinya juga terus,”
jawabku sambil terus menyematkan baju basah milikku pada hanger pakaian.
Lalu ia hanya memperhatikanku, tetap berdiri di dekatku
sambil memegang hanger pakaian dan benda kecil berwarna-warni yang berjejer di
sampingku. Agaknya ia tertarik dengan benda kecil beraneka warna itu.
“Ini apa?” tanyanya padaku sambil memegang satu yang
berwarna kuning.
“Itu penjepit pakaian Dania,” ucapku singkat.
“Kok dijepit?” tanyanya lagi khas anak kecil yang selalu
ingin tahu.
“Biar ga jatuh kena angin Dania, ntar kalau anginnya kencang
pakaiannya bisa terbang,” jelasku sebisa mungkin berusaha meladeninya.
“Terbang…” ucapnya lagi yang lalu hanya kujawab dengan
senyuman.
Ia kembali memperhatikanku, menatap ember wadah pakaianku
yang belum dijemur. Sudah hampir selesai, hanya sisa dua potong jilbab yang
belum kujemur.
“Udah selesai….!” Katanya girang padaku. Lagi-lagi aku hanya
tersenyum. Kemudian gadis kecil itu berjalan ke arah depan pintu kontrakanku,
melongokkan kepalanya ke dalam seolah sedang mencari sesuatu. Kuperhatikan saja
tingkahnya dengan sudut mataku sambil menjemur potongan jilbab yang terakhir,
hingga tiba-tiba kembali ia bertanya padaku.
“Kok ga ada anak?” ungkapnya polos sambil menatapku.
Aku tersenyum lagi mendengar pertanyaan polosnya, tapi
dengan perasaan yang agak berdeda. “Belum Dania, nanti juga ada, InsyaAllah”
jawabku mengambang yang entah dimengerti oleh gadis kecil itu, entah tidak.
Tapi sepertinya dia terlihat agak bingung, kemudian pergi meninggalkanku
setelah mendengar suara ibunya memanggil dari dalam rumah. Bagi gadis sekecil
itu, yang ia tahu dalam setiap rumah,
dalam setiap keluarga harus selalu ada ayah, ibu, dan anak sebagai anggotanya.
Ah, gadis kecil itu dengan kepolosannya. Aku menatap kepergiannya, manatap
langit, lalu kembali masuk kedalam kontrakan kecilku.***
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer





2 komentar:
:") akan tiba di saat yang tepat dinda... saat yang 'kata Allah' terbaik untukmu. Peluk Hangat.. dari kakak
Amiin ya Rabb...iya kak,ujian tentang berprasangka baik pada ketetapan Allah, doanya ya Kak....sambut peluk hangat kakak... :)
Posting Komentar