Pages

Selasa, 16 Oktober 2012

Mencari dan Menanti dalam Barokah

Posted by Ulvina Haviza On 23.42 No comments



Mencari jodoh sama dengan mencari tempat tinggal. Benarkah? Ya, pertama-tama kita mesti sama-sama berangkat dari niat yang bersih dan tulus, apa tujuan kita untuk mencari jodoh, untuk menunaikan sunah rasulkah? Untuk mencari ketenangan hati kah? Untuk melanjutkan keturunankah? Atau justru yang hadir sebenarnya adalah niat yang tidak-tidak, mencari jodoh dan menikah hanya untuk mencari kepuasan saja atau demi niat-niat yang kurang baik lainnya.
Begitupun dengan mencari tempat tinggal atau rumah, berangkat dari niat untuk mencari tempat bernaung yang aman dan nyaman nantinya untuk ditinggali, tempat dimana engkau melanjutkan keturunan dan memperhatikan mereka tumbuh, niat untuk mencari lingkungan yang baik dan tepat untuk tempat kita berkembang nantinya, tempat bersosialisasi antar sesama dan tempatmu menjalin tali persaudaraan.

 Keduanya mesti kau mulai dengan niat yang benar-benar tulus, dibarengi dengan ikhtiar dan doa yang tak pernah putus. Jika nanti yang kau ikhtiyarkan itu ternyata bukanlah untukmu, maka akan ada saja halangan dan hambatan dalam menempuhnya kelak, dalam proses perjalanan yang bisa jadi sangat lama atau justru singkat sekali malah. Bisa saja tiba-tiba hati merasa tidak pas padahal sebelumnya kau merasa sudah sangat cocok. Atau bisa juga hal-hal tersebut datangnya dari luar diri kita sendiri malah. Saat berikhtiyar mencari jodoh misalnya, saat hati telah sama-sama saling merasa cocok, justru kedua orang tua yang tak mengiringi kecocokan itu. Jika tetap tak menemukan titik kesepahaman maka niat dan ikhtiyar jadi terhenti yang pertanda belum jodohnya barangkali, bukan takdirnya seseorang itu untuk mendampingimu sehingga mestilah kau mengambil langkah untuk berikhtiyar pada proses yang lainnya mencari belahan jiwa yang ditakdirkan untukmu.
Begitupun saat berikhtiyar mendapatkan rumah. Bias jadi saat merasa cocok dengan lokasi dan tempatnya, malah uang yang ada di kantonglah yang belum cocok, atau sebaliknya saat harganya pas dengan kantong, justru rumah dan lingkungannya yang tak pas di hati. Atau justru jika kedua2nya telah pas, bias jadi malah pihak Bank yang belum bisa mengabulkan permohonan pinjaman, karena kita tak mampu membelinya secara kontan. Hal itu berarti rumah atau tempat tinggal itu bukan ditujukan untukmu. Bukan takdirnya kau membina kehidupan disana, bukan tempatnya anak-anakmu bertumbuh dan berkembang disana. Maka, sama seperti saat kau mencari jodoh, mestilah kau berikhtiyar untuk mencari tempat tinggal lainnya yang ditakdirkan untukmu.
Segalanya tak habis sampai disana saja. Mestilah kau menutupnya dengan doa yang tak putus-putus siang dan malam. Karena doa adalah pengunci dari semua harapan, keinginan dan ikhtiyarmu. Setelah itu tugasmu adalah berpasrah pada takdir yang dipilihkan Allah, pada apa yang akan diberikan oleh-Nya, yang terbaik tentunya. Maka lihat lah kan kau temui tambatan hati yang mulia dan tempat bernaung atau rumah yang barokah. insyaAllah.



Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

0 komentar:

Posting Komentar