Pages

Rabu, 10 April 2013

Maka.....

Posted by Ulvina Haviza On 02.25 1 comment



Maka mencintaimu adalah ketika kau memelukku saat aku menangis, kapanpun itu. Entah karena duka yang begitu terasa atau hanya karena kecengenganku yang meraja. Kau tetap memelukku. Sesekali membelai rambutku.
Maka mencintaimu adalah ketika memelukmu dari belakang saat kita berboncengan di atas motor saat berangkat ke kantor atau pergi kemanapun. Semilir angin menerpa wajahku, membelai pelupuk mataku yang lelah, tak bisa kutahan. Lalu semakin kukencangkan lingkar lenganku di pinggangmu, menyandarkan kepalaku di punggungmu yang hangat hingga mataku terpejam seketika, tertidur sekejap hingga tak peduli kau membawaku sampai kemana. Dan kau kepayahan menyeimbangkan laju motor sambil menahan tubuhku yang berat katamu.

Maka mencintaimu adalah ketika mencubiti pinggangmu saat kau melirik gadis-gadis cantik berpakaian minimalis di Mall atau dimanapun saat kita berjalan berdua, dan kau tertawa sambil menggoda “Pandangan pertama adalah rezeki Dik!” Lalu tawamu semakin kencang saat menatap muka manyunku. Aku tahu, setelah itu kau selalu menundukkan pandanganmu, menatap ke arahku.
Maka mencintaimu adalah  ketika belajar memasak masakan Jawa dengan panduan buku resep. Saat berhasil, wajahmu girang luar biasa sambil memuji tiada henti hingga semakin bersemangat untuk selalu memasakkan makanan untukmu. Dan suatu saat tak terlalu berhasil, atau bisa dibilang gagal; kadang kurang berasa bumbunya, kadang terasa pahit karena kebanyakan kunyit, kau masih tersenyum dan bilang “Enggak apa-apa, mas akan habiskan.”
Maka mencintaimu adalah ketika setiap malam kau mencium lembut keningku sebelum menuju tidur. Dan kadang kau iseng hanya menempelkan tanganmu di bibirmu lalu menepukkannya ke jidatku, lalu kau tertawa. Maka aku akan mengalungkan lenganku di pundakmu dan memaksamu mencium keningku. Lalu kita tertawa bersama.
Maka mencintaimu adalah ketika diam-diam mencium pipimu saat kau tertidur pulas, hingga keringatmu menempel di bibirku, dan ada rasa-rasa aneh di sana, sedikit asin.
Maka mencintaimu adalah ketika memandangmu yang keletihan setelah membantuku mengepel lantai rumah kita. Keringatmu bercucuran hingga baju kaosmu basah tak karuan. Lalu kau akan duduk santai di depan kipas angin biru satu-satunya milik kita dan bilang “Ngilangin keringat dulu ya Dek, habis itu baru mandi.” Hafal dengan kebiasaanku yang pasti memintamu untuk segera mandi setelah itu.
Maka mencintaimu adalah ketika meladeni setiap pertanyaanku saat kita menonton film, di bioskop ataupun di rumah. “Itu kenapa Mas? Kok seperti itu? Kenapa enggak begini Mas? Bilang apa dia tadi Mas?”. Dan kau akan menjawabnya satu-satu dengan sabar, meski kadang kau tersadar, “Dinda iseng ya ngerjain Mas?”. Aku tertawa, dan tentu saja tidak ada niat untuk mengerjaimu. Hanya saja aku yang sering tak terlalu berkonsentrasi saat menemanimu melakoni hobimu itu. Entah kadang sedang memikirkan apa.
Maka mencintaimu adalah ketika  aku tidur memunggungimu saat aku sedang marah dan tak ingin bicara denganmu. Ngambek. Lalu kau akan memelukku, mencium rambutku, dan minta maaf meski kadang aku sendirilah yang bermasalah. Terkadang terlalu sensitif, terlalu menuruti perasaan, juga terlalu mengikuti persangkaan. Namun kau akan selalu menemukan waktu untuk kita bicara menyelesaikan segalanya.
Maka mencintaimu adalah ketika kau selalu menyediakan waktu untuk kita membaca Al-Quran bersama selepas Magrib. Kau dan aku saling membetulkan bacaan, menyimak dari lafaz huruf hingga terjemahan. Dan kau sering memegang kepalaku yang selalu menggeleng-geleng sendiri karena salah melafalkan bacaan. Kau melemparkan senyuman.
Maka mencintaimu adalah ketika gelisah menunggumu saat kau terlambat pulang, entah karena lembur atau sedang ada keperluan. Pikiran buruk sering menerpa, adakah kau sedang baik-baik saja? Tak sedang dirundung masalah atau kesedihan. Sejatinya aku tahu, hanya kepada Allah lah segala penjagaan, namun mataku enggan terpejam hingga kau muncul di hadapan.
Maka mencintaimu adalah ketika memintamu membeli isi ulang gallon air minum atau tabung gas yang habis. Kau akan protes saat kuberi uang pas, “Upahnya mana?” begitu selalu katamu bercanda padaku. “Nanti Dinda kasi cium di pipi,” balasku menggodamu. “Ah, itu udah biasa,” katamu lagi sambil tersenyum genit.
Maka mencintaimu adalah ketika jengkel melihatmu membawa motor dengan pelan, meski tak sedang di tengah kemacetan. Atau selalu mempersilahkan motor lain jalan duluan. Kau akan selalu bilang, “Sabar Dik! Nikmati perjalanannya, ini salah satu cara melatih kesabaran, karena di tengah kemacetan emosi sering berkeliaran.” Dan aku hanya akan jadi diam.
Maka mencintaimu adalah ketika kau selalu menemaniku berbelanja. Berdiri tenang menungguku menawar harga buah dan sayuran. Mengikutiku membeli telur dan ikan, juga membantu membawa barang belanjaan.
Maka mencintaimu adalah ketika kau menemaniku memasak makanan, meski hanya melihat-lihat atau sekadar mengajak bicara kemana-mana. Kadang bersemangat berapi-api, kadang datar tanpa emosi. Namun kau menemaniku, aku merasakan kau ada.
Dan mencintaimu adalah kerja yang tak ada habisnya, karena ini bukan hanya tentang rasa…. Denganmu membangun cinta hingga ia tinggi menggapai surga.***



Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

1 komentar:

subhanallah...benar2 "barakallahu laka wa barakallahu alaika" nih judulnya ukh.. suka..suka..suka :D

Posting Komentar