Pages

Senin, 05 Juni 2017

15 Tahun

Posted by Ulvina Haviza On 00.17 No comments

Sayang, bayangkan jika kita dipertemukan sekitar 15 tahun yang lalu. Entah bagaimanapun caranya pertemuan kita. Barangkali kita pernah berpapasan di jalan, atau tiba-tiba kita tinggal di daerah yang sama, atau barangkali justru pertemuan yang benar-benar tak terduga seperti adegan-adegan film layar lebar yang kau suka. Bayangkan saat itu aku baru menamatkan bangku Sekolah Dasar, dan kau sedang mendaftar di salah satu Perguruan Tinggi menjadi mahasiswa. Entah seperti apa jadinya.

Barangkali kau sama sekali tak akan pernah menoleh ke arahku. Kau yang begitu sibuk dengan urusan mahasiswa baru dan jadwal perkuliahan yang sangat padat. Mungkin kau sedang begitu bersemangat dengan berbagai kegiatan mahasiswa, setumpuk tugas-tugas kuliah yang menunggu untuk kau kerjakan, atau mungkin kau tengah asik melakoni hobimu saat itu bermain basket atau footsal menjelang senja. Saat itu kau tengah menjadi lelaki yang begitu gagah, lelaki yang sedang bersiap menuju gerbang kedewasan menyambut masa depan. Lelaki yang mulai matang dan telah diberi kepercayan untuk mengambil keputusan-keputusan besar dalam hidup.

Sementara aku, saat itu aku adalah gadis kecil yang mungkin baru beranjak belia. Gadis kecil yang masih asyik bermain dengan teman-teman kesana-kemari, asyik bermain kejar-kejaran sambil tertawa cekikikan. Mungkin aku masih menjadi gadis kecil manja yang setiap pagi pergi ke sekolah dengan kuciran rambut kepang dua. Gadis kecil yang masih sering bertengkar dengan saudari-saudarinya tentang pembagian pekerjaan rumah yang seringkali tak terselesaikan. Gadis kecil yang masih sering ngambek saat keinginan-keinginannya tak terkabulkan. Gadis kecil yang baru diperkenalkan dengan paradigma pacar-pacaran dan suka-sukaan antar lelaki dan perempuan.

Bayangkan apa yang akan terjadi jika kita benar-benar dipertemukan dalam masa yang demikian. Barangkali dalam suatu waktu kita pernah bertatap muka selintasan, tapi hanya akan sebatas itu saja, dan kemungkinan besar hanya itu saja. Karena hanya sepermilyar kemungkinan kau akan memperhatikanku. Gadis kecil yang saat itu masih suka menangis untuk hal-hal kecil, yang tentunya jauh tak ada apa-apanya dibanding pemuda yang telah beranjak mandiri sepertimu.

Lalu perputaran waktu tetap berlalu begitu saja, mengulang detik, mengulang menit, dan mengulang tiap jamnya. Dan kisah tentang kita tak terekam di dalamnya. Ah, apa jadinya. Betapa sedihnya jika itu benar-benar terjadi. Betapa pilunya jika mendapati bukan engkau yang tertakdirkan untukku, betapa nelangsanya membanyangkan hari-hari yang kulalui tanpa kau disampingku, tanpa mengacak rambutmu yang mulai habis dibagian depannya karena usia, tanpa kecupan manis di kening sebelum tidur, tanpa doa-doa indah dari bibirmu tentang kebaikan-kebaikan dalam rumah tangga kita, dan tanpa harapan-harapan dan mimpi besarmu tentang anak-anak kita saat mereka dewasa. Betapa tak bahagianya rumah tanggaku tanpa sayang dan cinta darimu. Ah, aku tak bisa membayangkan apa jadinya, terlintaspun tidak.

Tentang pikiran-pikiran liarku yang berkhayal tentang ketepatan waktu saat Tuhan mempertemukan kita, mungkin kau akan menertawakannya, menganggapku perempuan yang terlalu berlebihan atau terlalu melankolis. Tapi bagiku itu adalah kelipatan-kelipatan takdir yang sungguh menyedihkan jika benar-benar terjadi. Maka pertemuan denganmu saat diri telah menjadi dewasa (meski tetap manja) adalah hal yang benar-benar kusyukuri. Pertemuan yang sempat diawali dengan ketidaksukaanku pada kegenitanmu di awal-awal perkenalan kita, tentang usahamu mengajakku nonton live sebuah acara televisi dengan berboncengan sepeda motor berdua, namun pertemuan yang akhirnya kita pilih mengawalnya dengan keberkahan, pertemuan yang ujungnya Allah kaitkan pada sebuah titik takdir bernama pernikahan. Sebuah ikatan yang Allah satukan dalam surga dunia bernama rumah tangga. Rumah tangga yang tentu tak hanya ada manisnya saja, tapi juga ada ujian cinta di dalamnya. Yang denganmu semua terlewati dengan bahagia.


Doaku, semoga Allah perkenankan kita untuk sehidup sesurga, membangun cinta bersama hingga ke jannahNya.***



Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

0 komentar:

Posting Komentar