Pages

Kamis, 05 Juli 2012

Tua-Tua

Posted by Ulvina Haviza On 21.13 No comments


Banyak sekali hal yang ingin kutanyakan padanya saat menatap wajah riang itu. Berapakah umurnya? Apa yang sedang ada dipikirannya sore itu? Mengapa ia masih bisa tersenyum sesumringah itu? Apa yang sedang dibawanya dalam gerobak tuanya? Dan masih banyak pertanyaan-pertanyaan lainnya, terutama tentang sebegitu sulitnya kehidupan menghimpitnya, hingga kaki tuanya tak teralas meski dengan dengan sandal terjelek dan termurah sekalipun.

Ya, yang pertama kali tertatap adalah kaki tuanya yang hitam dan pecah-pecah. Mungkin karena terlalu lama tersengat teriknya matahari. Dan debu jalanan, jangan ditanya lagi, sudah menempel tebal menyelimuti kaki lusuh itu. Tapi si Pak tua it terus berjalan perlahan dengan kaki tuanya membelah bisingnya kemacetan jalanan ibu kota sore itu, tanpa alas. Untuk ukuran si Pak tua mungkin langkah kakinya itu sudah sangat cepat.
Namun, yang sama sekali tak terlupakan adalah wajahnya, wajah si Pak tua. Terlihat cerah meski legam, bersih meski tanpa perawatan, ditambah senyum riang dibibirnya meski gegigi sudah tak beraturan. Aduhai, sayang aku mesti segera berlalu membelah jalan, pun mengalahkan kemacetan ibukota, dan bahkan tak sempat bertanya nama.***



Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

0 komentar:

Posting Komentar