Pages

Selasa, 25 September 2012

Perasaan

Posted by Ulvina Haviza On 01.59 No comments

"Dik....., dulu mas kira dinda bukanlah orang yang perasa," ucapmu malam itu. "Tapi ternyata dinda lebih dari sekadar perasa, akhir-akhir ini hatimu mudah terluka," sambungmu. Maka, maafkanlah aku karena ke depan mungkin akan sering melukaimu, nanti atau bahkan sampai saat kita tua, bisikmu akhirnya.

Tebing pipiku kian basah, air mataku kian deras mengalir. Dan kau kian menggenggam tanganku erat. Aku lagi-lagi hanya bisa memberikan alasan yang mungkin semakin bosan untuk kau dengar sekarang, kelak, atau hingga kita tua nanti, "karena aku perempuan mas," lirihku. Dan karena itu pula kutitip cinta padamu, yang InsyaAllah tak akan pernah pudar dalam setiap musim dan dalam setiap peristiwa.


(Lantunan sendu Mengukir Cinta di Belahan Jiwa-nya Al-Maidany mengalun dalam benakku, masih saat menatap lamat lembut matamu...)

Bila yang tertulis olehNya engkau yang terpilih untukku
Telah terbuka hati ini menyambut cintamu
Di sini segalanya kan kita mula
Mengukir buaian rindu yang tersimpan dulu
`Tuk menjadi nyata dalam hidup bersama


Izinkan aku `tuk mencitaimu

Menjadi belahan di dalam jiwaku
Ya Allah jadikanlah ia pengantin sejati
Di dalam hidupku…(izinkan aku)

Wahai yang dicinta telah kurela

Hadirmu temani relung hatiku
Simpanlah jiwaku dalam do’amu
Kan kujaga cintamu
Wahai yang dicinta telah kurela
Hadirmu temani relung hatiku
Simpanlah nafasku dalam hiudpmu
Kan kujaga setiamu

Apapun adanya dirimu

Ku `kan coba tuk tetap setia
Begitu pula pada diriku
Terimalah dengan apa adanya 


Selamat datang di separuh nafasku
Selamat datang di pertapaan hatiku



Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

0 komentar:

Posting Komentar