Ibu,
Semua orang tiba-tiba mendadak mengingat tentang Ibu,
sekadar mengucapkan selamat pada perempuan tua yang telah sepanjang usia
mendampingi masa hidup, atau bahkan memberikan kado manis pengungkit senyum
merona dan kerut bahagia di wajah renta seorang ibu.
Ibu, sedang bagiku, mengingatmu adalah mengingat duka. Seperti
menggores kembali luka yang basah, luka yang sepertinya sulit untuk mengering.
Mengingatmu
adalah mengingat segala pengorbanan yang sama sekali belum sempat terbalaskan
meski hanya seujung kuku. Mengingatmu adalah mengingat betapa beratnya beban
yang kau pikul dan kami tak bersedia menjadi tempat untukmu membaginya. Mengingatmu
adalah mengingat air mata kesakitan yang sama sekali tak sempat terhapuskan
karena keegoisan masa belia kami yang bergumul dalam ketidakpedulian. Mengingatmu
adalah mengingat betapa kami tak pernah menyediakan telinga untuk sekadar
mendengarkan keluh kesahmu tentang kerasnya hidup. Mengingatmu adalah mengingat
tubuh ringkih dan wajah sedihmu menjelang kepergian menghadap yang Maha Kekal. Dan
mengingatmu adalah segala penyesalan tentang betapa saat-saat bahagia
setelahnya, engkau tiada turut serta merasainya.
Ibu, doaku agar Allah sudi mengijinkan perjumpaan kita yang
indah di akhirat-Nya kelak. Doa yang terkadang saat membisikkannyapun diri ini
merasa sungguh hina dan tak pantas. Tak pantas meminta pertemuan di surga denganmu
Ibu tersebab dosa yang tebal menutupi diri, namun pabila pertemuan kita nanti
bukanlah disana, sungguh pula tak ada kesanggupan bagi diri untuk menahan
panasnya nyala neraka dan pekatnya siksa. Oh ibu, aku rindu, teramat rindu.***
22 Desember 2015
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer





0 komentar:
Posting Komentar