Kemarin, saat diminta menuliskan 8 nama orang terpenting
dalam hidup di secarik kertas, maka namamu lah yang teringat pertama kali,
bukan kedua orang tuaku. Selain karena beliau berdua telah tiada di dunia ini,
sejak kau mengambil alih tanggung jawab atasku melalui ijab kabul, kau lah
orang terpenting dalam hidup sejak saat itu, bagiku.
Kemarin, aku memilih menuliskan namamu sebelum menuliskan
nama buah hati semata wayang kita, Adlan. Sementara sang adik masih dalam
kandungan menjelang lima bulan, belum memiliki nama. Bukan, bukan karena aku
tak mencintainya. Bahkan rasa sayangku melebihi segalanya di dunia ini
untuknya, karena aku adalah ibunya. Tapi ketika mesti memilih satu, maka hatiku
kujatuhkan kembali padamu, seperti saat pertama kuputuskan memilih menerimamu
menjadi pendamping hidupku dulu, empat tahun lalu.
Karena kelak, jika umurku tak cukup lama lagi di dunia, maka
kau adalah ayah yang paling sempurna untuk membesarkan anak kita. Kau adalah
ayah yang paling luar biasa, ayah yang selalu berlembut hati pada anak-anaknya,
ayah yang akan membesarkan anak-anak kita dengan visi yang luar biasa, ayah
yang akan menularkan kekuatan di tengah-tengah akhir zaman yang semakin
menggila. Ayah yang padanya kedua buah hatiku tak kan pernah kekurangan kasih
sayang dan keberanian.
Dan kelak, jika justru Allah berkenan memanjangkan umur kita
berdua, maka hanya dengamulah akan kuhabiskan masa tua bersama. Saling
melengkapi, saling menjaga, saling menemani di masa renta kita. Saat tak ada
lagi kaki-kaki kecil yang berlarian mengelilingi rumah kita, saat tak ada lagi
mainan dan barang-barang yang berserakan dimana-mana, saat anak-anak kita telah
pergi meninggalkan kita untuk melanjutkan sendiri sejarah hidup mereka, membina
rumah tangga. Dan nantinya hanya akan tinggal kita berdua menikmati hari-hari
senja bersama. Maka aku memilihmu.***
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer





0 komentar:
Posting Komentar